Kamis, 09 Februari 2012

Mahasiswa Jurnalistik UIN Bandung Peringati Hari Pers Nasional



Jurnal Pos, Dalam memperingati Hari Pers Nasional (HPN) yang ke-66, 9 Februari 2012, mahasiswa Jurnalistik UIN Bandung mengikuti seminar jurnalistik yang bertemakan “Reorintasi Peran Media Massa”. Menanggapi tema tersebut Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Prof. Dr. H. Asep Muhyidin, M.Ag  berpendapat bahwa saat ini media massa cenderung lebih banyak nilai-nilai entertaintnya dari pada nilai-nilai education. “Oleh karena itu diperlukan adanya reorientasi peran media yaitu bagaimana pers punya tanggung jawab terhadap kecerdasan dan juga pemberdayaan serta pencerahan terhadap masyarakat” jelasnya dalam konferensi pers (9/02).
Ia juga menambahkan seminar yang bertepatan dengan hari pers ini, memang dijadikan momentum kuliah umum dalam kuliah perdana di semester genap, sekaligus memaknai hari pers supaya bagaimana insan pers ini bisa merefleksikan dan melihat kembali fokus, arah, dan tugasnya yang mulia yaitu bagaimana mengorientasi esensi pers dalam memberdayakan masyarakat.
Acara yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa (Hima) Jurnalistik ini dimulai sejak pukul 08.30 di Aula Fakultas dakwah dan Komunikasi UIN Bandung. Menghadirkan pembicara Patra Hidayat selaku kepala biro SCTV Jabar dan Dr. H. Dede Mulkan selaku pengamat televisi.  Acara ini mendapat perhatian cukup besar terlihat antusiasme  dari pertanyaan yang dilontarkan para peserta pada setiap sesinya.
“Menurut kacamata saya, seminar tadi cukup seru partisipan juga aktif selama mengikuti acara, terbukti dengan banyaknya jumlah penanya hingga sesi akhir” kata Siti Dzarfah Maesaroh, mahasiswa jurnalistik angkatan 2011. Hanya saja ia menyesalkan mengenai tema yang kurang mengkrucut , karena garis besarnya “media masa”  tetapi  pembahasannya spesialis pertelevisan. “ Ya masih banyak yang perlu dibenahi, tapi secara keseluruahn bisa di bilang sukses”, ungkapnya.
Kedua pembicara tadi menjelaskan mengapa menjadi penting media massa saat ini untuk direorientasi?. Pembicara pertama Dede Mulkan lebih mengamati media televisi, khususnya berita televisi. Karena hal tersebut disinyalir sudah melenceng dari kode etik jurnalistik. Pertama, televisi harus bisa menjadi sebuah pasar yang ideal, yang bisa dimasuki oleh siapa saja, dan bisa diikuti oleh siapapun, yang bisa dintonton dan bisa didengar oleh masyarakat umum secara keseluruhan.
Yang kedua, ruang publik ini sesuatu yang netral yang tidak boleh diracuni oleh apapun, televisi selalu menjadi ajang penjualan produk, tetapi televisi juga mengikuti aturan pasar dan rating adalah menjadi ukuran utama dalam sebuah televisi.  Inilah sebuah kenyataan  yang terjadi di dunia pertelevisian saat ini, yakni adanya tekanan-tekanan dari pihak pengusaha, lebih komersial, dan mulai bermain politik. Sudah seharusnya media massa menyampaikan nilai-nilai informasi yang tunduk pada UU, agama, moral dan nilai-nilai sosial. “Mari kita kritisi media televisi untuk mendapatkan sesuatu yang mencerdaskan”  ajaknya mengakhiri  pembicaraan.
Berbeda dengan pembicara kedua, Patra Hidayat kepala Biro SCTV yang lebih memaparkan dari segi praktek karena pengalamannya sebagai wartawan liputan 6 SCTV  yang sudah bekerja selama hampir  12 tahun. Ia memaparkan kenapa media harus direorientasi?, menurutnya  kemungkinan itu karena ada sesuatu yang janggal yang tidak sesuai dengan fungsi seharunya. Ketika ada pemberitaan yang negatif itu bukan rekayasa wartawan tetapi itu memang realitas di lapangan, dan biasanya berita negatif tersebut yang justru diminati penonton. “Saya sebagai jurnalis, tidak menganggap bahwa berita itu bukanlah sesuatu yang bisa dijual, yang penting saya bisa menyampaikan berita yang ada kepada masyarakat” tegasnya.
Seminar jurnalistik  ini juga dihadiri oleh mahasiswa dari Unikom, Unpad, UPI. Bahkan diliput langsung oleh beberapa media seperti Harian Umum Republika, MQ Nasional, Koran Sindo, Inilahjabar dll. Acara seperti  ini rencanannya akan diselenggarakan setiap satu bulan sekali atas program dari kepemimpinan  Drs. H. Enjang AS, M.Si, M,Ag  yang baru menjabat satu setengah bulan sebagia ketua  program studi ilmu komunikasi, dan selelu bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).
Mengingat adanya penyebaran informasi mengenai seminar jurnalistik ini oleh beberapa media tadi, maka Dekan fakultas Dakwah dan Komunikasi  mengharapkan eksistensi ilmu komunikasi  khususnya jurusan Jurnalistik UIN Bandung mulai dibaca orang banyak. [] Sova Sandrawati